Maybe

Kau menamakan perasaanku ini dengan istilah “suka”, dan aku berpikir bernakah aku suka padamu?
Jawaban yg terbesit dalam benakku adalah tidak, ya dengan egois aku mengatakan aku cinta padamu.
Saat lain ku dengar kau berkata, so mau apa dengan perasaanmu itu?
Sekali lagi dengan egois ku katakan aku ingin menikahimu.
Ya terlepas dari seberapa jauh aku mengenalmu, kesan pertama yg ku tangkap adalah kau wanita baik2 dan pantas untuk dinikahi.
Selain itu ada faktor yg sampai saat ini aku tak tahu mengapa aku berani mengatakan hal itu, anggap saja aku ditakdirkan mencintaimu, terlepas sejauh mana kita berjodoh.

Aku dan Hujan

Pernah ku lihat hujan,
Tanpa gemuruh tanpa angin,
Gemerisik gemerintik terlepas,
Lembab dan gerah bertunas,

Pernah ku rasakan mendung,
Hanya menggelapkan langit,
Dengan tidak ada perubahan berarti,
Menumpulkan sistem kerja otak,

Pernah ku dengar kilat,
Memecah samudra angkasa,
Bagai sebuah tali temali,
Layaknya tombak mencacah bumi,

Dan pernah ku kecup gerimis,
Rintik pertama dalam hidup,
Sungguh-sungguh memabukkan,
Menjalar dari ujung ke ujung,

Apa Kabar?

Apa kabar neraka?
Masikah engkau berapi-api?
Membara membakar segalanya
Menunggu kedatangan para penghuni
Akankah aku mendatangimu?
Kuatkah keyakinanku terbakar apimu?

Apa kabar hai surga??
Bagaimana sungai putihmu?
Masikah madu menghias rasa
Adakah manna dan salwa di sana?
Akankah aku terlena dengan rahmat-Nya?
Ataukah aku mengingkan diri-Nya?

Wahai shirat,,
Setipis apa dirimu hari ini?
Sekokoh apa engkau sekarang?
Beban apa yg tak kau sanggupi?
Tak sanggupkah kau menapung dosa-dosaku?
Terputuskah engkau bila aku melintas?

Duhai mahsyar,,
Dimana tempatku mahsyar?
Akankah aku tak berhijab,
Hanya sejengkal dari matahari,
Akankah aku bersama orang-orang shalih,
Akankah aku berkepala anjing, babi, atau tanpa kepala?

Ya Rasulallah,,
Ingin ku berjumpa dengan engkau,
Sanggupkah ku raih syafaatmu?
Sanggupkah ku capai rahmat-Nya?
Sanggupkah aku benar-benar menjadi hamba-Nya?
Sanggupkah,,,